Page 37 - JAKKITA EDISI 7 2021
P. 37
KULINER 37
Menurut Mpok Siti yang tinggal di sekitar Rawamangun,
putu mayang tergolong jajanan khas Betawi yang
cukup legendaris. Pamornya tidak pernah surut. Kue Jejak Putu Mayang
basah itu selalu diburu konsumen. Biasanya, putu
mayang dijual mulai di pasar tradisional hingga
pasar swalayan. Ada juga yang dijajakan keliling
kampung. Beranjak bulan Ramadan, kue ini marak utu mayang sebagai salah satu jajanan
dijajakan para penjual dadakan. Ptradisional masyarakat Betawi. Dulu
di pinggiran Batavia masih banyak lahan
Biasanya kata Mpok Siti, masyarakat Betawi pertanian dan persawahan. Masyarakatnya
menyajikan putu mayang bersama teh atau kopi. Di selain menjadikan beras sebagai makanan
sajikan untuk camilan keluarga dan menjamu tamu. pokok, juga mengolahnya jadi aneka kudapan,
Kue ini juga kerap dijadikan sebagai menu buka di antaranya putu mayang.
puasa. Bahkan hampir setiap acara masyarakat
Betawi, putu mayang selalu juga disajikan. Mulai dari Putu mayang disinyalir berkaitan erat dengan
acara pengajian, kerja bakti,hingga arisan. “Putu cerita rakyat Betawi. Namanya, diadopsi dari
mayang bisa memperat keakraban,”katanya. Mayangsari yang menjadi kembang di Hindia
Belanda. Dari mulut ke mulut, dikisahkan
sosoknya cantik memesona dengan rambut
yen yang ikal bergelombang.
Namun, sejauh ini belum ada pihak yang
memastikan sejarahnya. Konon, makanan ini
juga dipengaruhi putu mayam yang berasal
dari India Selatan. Keduanya memiliki bentuk
yang mirip. Bedanya, jalinan putu mayang khas
Betawi lebih tebal, sedangkan pilinan putu
mayam asal India Selatan, lebih tipis seperti
bihun (mie putih).
Hingga saat ini, tidak ada bukti pasti keduanya
saling mempengaruhi. Tapi hal ini lumrah
terjadi. Karena, Batavia dikenal sebagai kota
pertukaran berbagai budaya pada zaman
dahulu. Saking banyaknya budaya yang
berkembang di Ibu Kota Hindia Belanda,
mungkin saja orang India mempengaruhi
terciptanya putu mayang atau sebaliknya.
Menurut Kepala Dinas Kebudayaan Daerah
Khusus Ibukota Jakarta, Iwan Henry
Wardhana, putu mayang memang belum
masuk kategori Warisan Budaya Tak Benda
(WBTB). Karena itu kedepan Iwan berencana
akan mengusulkan sebagai WBTB. Namun
sebelumnya, ia juga akan membahasnya
bersama unsur kemasyarakatan, termasuk
Lembaga Kebudayaan Betawi.
yen
EDISI 7 TAHUN 2021
Sarana Informasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta