Page 55 - Media Jaya Edisi 9 2019
P. 55
KULINER
oko roti dan kue Masion Weiner
Bakery tak lekang dimakan wak-
Ttu. Meski usianya sudah 83 tahun,
toko roti yang berdiri sejak tahun 1936
itu masih tetap eksis hingga kini dengan
menjual roti dan kue khas Eropa. Kali
ini toko yang berada di Jalan Kramat
II No 2, Kwitang, Jakarta Pusat itu, dike-
lola oleh generasi ke tiga, Heru Laksana.
Tidak banyak yang berubah dari
Masion Weiner. Gaya bangunanya ma-
sih dipertahankan dengan gaya kolo-
nial. Begitu juga roti dan kue yang di-
jajakannya juga masih mempertahankan
jenis roti khas Belanda. Seperti roti crois-
sant atau sourdough ala Eropa. Roti kla-
sik Belanda itu masih dipertahankan ke-
aslianya hingga sekarang.
Memasuki toko, aroma harum roti
menyeruak. Beberapa tumpukan roti
beragam bentuk terpanjang di etalase.
Namun disudut lain, ada roti beru-
kuran besar. Namanya sangat Eropa.
Sebut saja misalnya, ontbijtkoek, pa-
perkoek. saucjsbrood, puglies black rice
bread, ,amandel brood, croissant, atau
sourdough bread. “Itu roti khas Masion
Weiner, dari dulu kami menjualnya dan
masih banyak pelanggan yang beli,”
ujar Nur, penjaga toko yang sudah pu-
luhan tahun menjadi pejajaj toko Ma-
sion Meiner.
Nur menceritakan sepintas toko roti
terlihat sepi pengunjung. Tapi setiap
harinya selalu saja ada pembelinya. Mer-
eka para pelanggan tetap, para pencin-
ta roti jadul khas Eropa. Kebanyakan
MASION WEINER TOKO ROTI “Tokonya ini
merupakan warisan
LEGENDARIS SENSASI EROPA dari sang neneknya,
Lee Liang Mey . Lee
yang akrab disapa
Nyonya Gem itu
membuka tokonya di
Jakarta pertama kali
pada tahun 1936.”
Heru Laksana
Pemilik Toko Kue
Masion Weiner
Media Jaya Edisi 9 2019 55