Page 24 - JAKKITA EDISI 7 2021
P. 24
24
24 KOLOM
JINGLE
ulan lalu saya dan sejumlah teman Pemprov Saya terkesima seperti di Kementerian Pariwisata
DKI Jakarta beberapa kali rapat online dengan beberapa tahun lalu ketika meliput konser INO itu.
B Komite Musik Dewan Kesenian Jakarta (DKJ). Lalu saya memperdengarkan jingle tersebut kepada
Plus Jakarta belum punya jingle, kami pun menjajaki seorang lelaki tua yang piawai memetik gitar di sela
kolaborasi dengan kawan-kawan DKJ. Tak dinyana, pekerjaan kantor. Setelah khusyuk mendengarkannya,
saya bisa berdiskusi dengan Cholil Mahmud, vokalis ia bilang, “Pesannya dapat, Dan, bagus sekali liriknya.”
dan gitaris band Efek Rumah Kaca (ERK) yang Sebagaimana lirik-lirik lagu ERK, Cholil memang
saya kagumi. Ia bukan sekadar pemusik, tapi juga menulis lirik jingle ini dengan puitis semacam bait:
intelektual yang baru pulang dari studi di Amerika “Kreasi berkecambah/ jiwa bergairah/ Kota jadi
Serikat dan aktivis yang kerap terlihat di berbagai berbunga/ begitu pun kita.” Saya bilang kepada Cholil,
unjuk rasa. “Sudah lama saya tak mendengar kata berkecambah.
Lirik Mas ini mengingatkan saya pada tulisan Remy
“Musik kayak apa yang terbayang untuk jingle ini? Sylado di Majalah Prisma dulu. Dia mengkritik lirik-lirik
“ tanya Adra Karim, Ketua Komite Musik DKJ. Tak seorang lagu pop Indonesia yang hampir selalu menggunakan
pun dari kami yang bekerja di Balai Kota mengerti kata mengapa.”
musik. Hanya bermodal kesukaan mendengar atau
menonton musik, saya akhirnya memberanikan diri Alhamdulillah, jingle ini disukai banyak orang, sesudah
menjawabnya, “Mas-mas mungkin pernah dengar di-posting dalam akun media sosial Pemprov DKI
karya instrumental David Foster, Winter Games, Jakarta. Pekerjaan yang tak mudah, karena waktunya
yang diperuntukkan buat Olimpiade Musim Dingin? relatif pendek. Kolaborasinya juga lumayan ribet,
Kira-kira semegah dan semodern itu, tapi dengan sebab baru pertama kali. Baik Adra, Cholil, Imam,
menghadirkan nuansa musik Betawi seperti gambang maupun Kojek Rap mengaku menikmati proses kerja
kromong atau tanjidor.” sama ini, walau tentu saja banyak kendala di sana-
sini. Saya sendiri baru sadar, hobi mendengar atau
Sekitar dua pekan mereka bekerja, mengejar tenggat menonton konser musik selama ini rupanya berguna
22 Juni 2021, bertepatan dengan ulang tahun Jakarta suatu saat di dunia kerja.
ke-494. Sepuluh musisi terlibat, dari Adra yang
bersekolah musik di Belanda hingga Imam Firmansyah Kolaborasi terasa kian dibutuhkan pada masa
yang menekuni musik Betawi. Vokalis utamanya Cholil pandemi. Covid-19 telah merekatkan solidaritas
dengan falsetonya yang khas, dibantu Kojek Rap. Riuh sosial. Rekan-rekan aktivis, misalnya, berpatungan
keyboard, sythesizer, flute, dan cello berpadu dengan membeli oksigen, obat, serta makanan untuk
gendang, rebana, kecrek, gambang, kromong, tehyan, penderita di kampung kota. Dinas-dinas Pemprov
sukong, serta kongahyan. Ketika mendengarnya DKI bekerja sama membawa tabung-tabung oksigen
pertama kali, saya teringat konser Indonesia National kosong ke Krakatau Steel di Cilegon selama lima jam
Orchestra (INO) yang digagas etnomusikolog Franki dari Jakarta, untuk diisi gratis lalu dikembalikan lagi
Raden. Dari rebana biang Betawi hingga keladi tiup ke rumah sakit-rumah sakit di Ibu Kota. Sungguh
Kalimantan dimainkan dengan harmoni nan elok di mengharukan, di tengah banyak kabar sakit dan duka
telinga. ramdan malik
EDISI 7 TAHUN 2021TAHUN 2021
EDISI 7
Sarana Informasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Sarana Informasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta