Page 38 - media_jaya_03_2014
P. 38
kumuh, mereka mendapat bantuan ujar Zulkili.
pengembangan kota yang
untuk merenovasi rumahnya dalam Sementara Jakarta berbeda,
mengadopsi tata ruang dan
program Pembangunan Kampung bukan basis kerajaan, dan jangan memaksimalkan penggunaan
Deret. (Baca; Penataan Kampung seperti itu, hanya yang kaya saja bisa angkutan massal, seperti Busway/
Deret Lebih Selektif.)
tinggal di tengah kota, sedangkan BRT, Kereta api kota (MRT),
Mengapa pembangunan rakyat kecil tinggal di pinggir
serta dilengkapi jaringan pejalan
apartemen mewah untuk sementara kota. Penataan hunian di kota- kaki/sepeda. Pergerakan manusia
harus dihentikan, dalam analisa kota negara maju pun sekarang dari satu tempat ke tempat
Zulkili, selain tingkat huniannya ini, hunian vertikal bagi rakyat lainnya akan didominasi dengan
tidak maksimal, jika dibiarkan ke kebanyakan dibangun pula di menggunakan angkutan umum.
depan pusat kota Jakarta hanya tengah kota.
Tempat perhentian angkutan umum
akan dihuni oleh orang-orang kaya, mempunyai kepadatan yang relatif
Terkait TOD
sementara yang miskin tinggal di tinggi dan biasanya dilengkapi
pinggir kota. “Kota-kota semacam Ditegaskan Zulkili, dalam
dengan fasilitas parkir, khususnya
itu basis awalnya adalah kerajaan, RTRW Jakarta 2010-2030, telah parkir sepeda.
seperti di Paris dan London, dipetakan hal-hal yang terkait Pengembangan TOD sangat
dimana keluarga bangsawan tinggal dengan manajemen lalu lintas maju dan telah menjadi tren di
di kastil-kastil di tengah kota, (Transit Oriented Development kota-kota besar dunia, khususnya
sedangkan petani, buruh di pinggir –TOD). Sebagaimana kita di kawasan kota baru yang besar
kota. Polanya memang seperti itu’ “
tahu, Ini salah satu pendekatan
seperti di Tokyo, Jepang, di Seoul,
38
Media Jaya l Nomor 03 Tahun 2014