Page 25 - JAKKITA EDISI 2 2021
P. 25

25
                                                                                 SENI DAN BUDAYA         25







         yang memainkannya,” katanya dengan logat           Musik Pelengkap
         Betawinya yang kental.
                                                            Lebih jauh Yahya menjelaskan, musik  Sampyong
         Ki Sumpel yang  aktif di Yayasan Tunas Kelape,     lebih sering digunakan  sebagai pengiring tarian
         organisasi yang melestarikan seni dan              Uncul Betawi. Instrumen yang menghasilkan
         budaya Betawi di bilangan Jakarta Selatan          musik ini bisa satu atau lebih Sampyong,  dengan
         ini,  mengungkapkan,      Sampyong      sudah      jumlah bilah bambunya empat buah, ditambah
         jarang  ada yang melestarikan. Kalaupun ada        kentongan bambu dan tanduk kerbau.
         penggiat Sampyong hanya beberapa orang
         saja. Itupun rata-rata usianya sudah sepuh.        Biasanya pertunjukan musik Sampyong ini juga
         “Sekitar tahun  70an,  masih banyak  orang-        dilengkapi dengan penari yang menggunakan
         orang tua  yang  melakukan pertunjukan             kostum celana pangsi hitam, berkaos oblong
         Ujungan atau Uncul dengan iringan musik            hitam atau bertelanjang dada. “ Musik Sampyong
         Sampyong,”ujarnya.                                 biasa mengiringi tarian saat menyambut panen
                                                            atau melakukan aktivitas bertani,”kata Yahya.
         Menurut Budayawan Betawi  Yahya Andi
         Saputra, musik Sampyong  termasuk kategori         Yahya menyebut filosofi dari Sampyong sangat
         musik Betawi yang langka. Bahkan Sampyong,         luar biasa, menyangkut pelestarian ekosistem
         nyaris tak dikenal lagi, karena tidak ada          tempat manusia tinggal. “Jadi ada ekosistem
         regenerasi    dari   pendahulunya.    “Karena      yang terjaga, menyatunya manusia dengan
         tak  ada  regenerasi,  musik  Sampyong  tidak      alam,” ujar Yahya.
         berkembang,”ujarnya ketika dihubungi JaKita.
                                                            Sampyong      diperkirakan   sudah    dimainkan
                                                            pada masa sebelum Islam. “Musik ini zaman
                                                            dulunya digunakan untuk mengiringi tarian
                                                            pada  Upacara    Baritan  atau Sedekah  Bumi
                                                            yang tujuannya menyampaikan persembahan
                                                            kepada Dewi Kemakmuran,” kata Yahya.

                                                            Disajikan saat menyambut panen tiba, nilai yang
                                                            terkandung dari musik Sampyong ini yaitu saling
                                                            menghargai orang lain. “Dalam pertunjukkan ini
                                                            digambarkan oleh penari yang lebih dari satu
                                                            orang dengan karakter berbeda, satu jawara
                                                            dan petani atau tuan tanah, namun mereka
                                                            bersatu menyambut panen dengan iringan
                                                            Sampyong yang dinamis,”terang Yahya.

                                                            Yang perlu diketahui lagi, ternyata  Sampyong
                                                            Betawi ini  tidak mempunyai  laras  atau tinggi
                                                            rendah nada.  Sampyong  hanya  memiliki lima
                                                            nada yang tidak tentu.Meski begitu, Sampyong
                                                            bisa disajikan bersama dengan dua instrumen
                                                            lain yaitu celempung dan kotekan.  “Kesenian
                                                            ini dimainkan dengan durasi yang tidak
                                                            ditentukan,”ujar Yahya.

                                                                                                         sya


                                                                                                       EDISI 2 TAHUN 2021TAHUN 2021
                                                                                                       EDISI 2
                                                                                       Sarana I Sarana Informasi Pemerintah Provinsi DKI Jakartanformasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30