Page 66 - media_jaya_01_2013
P. 66








Pajajaran.
Barat No.12 Jakarta Pusat.

Seorang Portugis

lainnya, Baros, memberikan Wajah Bandar Jayakarta
gambaran tentang jumlah Kesultanan Demak yang pada 

penduduk Pajajaran saat 1513 gagal menyerang Portugis

itu, 100.000 jiwa. Baros di Malaka, melihat perjanjian 

memperkirakan jumlah persahabatan antara Portugis dan 

penduduk yang bermukim Pajajaran ini sebagai ancaman. Maka 
di setiap Pelabuhan Sultan Trenggono yang memerintah 

Pajajaran berkisar sekitar Demak (1521-1546) pada 1527 

10.000 jiwa. Demikian mengirim pasukan di bawah pimpinan 

halnya dengan Sunda Fatahillah atau Falatehan untuk 
Kalapa, diperkirakan menyerang Portugis di Sunda Kalapa. 

berpenduduk 10.000 jiwa.
Pada 22 Juni 1527, armada Portugis 
menyediakan bagi mereka, ikan segar 
Sementara berita-berita orang berhasil dikalahkan Fatahillah. Lalu 
dan ikan asin yang cukup. Pepohonan 
Portugis pun mencatat bahwa Sunda
mengganti nama Sunda Kalapa dengan 
kelapa dan ladang tebu serta sawah Kalapa (Cumda Calapa, menurut orang nama Jayakarta, yang artinya Kota 

rakyat dekat pelabuhan cukup Portugis), menghasilkan 1.000 bahan Kejayaan atau Kota Kemenangan. 
menjamin persediaan bahan pangan, 
lada, di samping beras, asam, emas, Tanggal 22 Juni itu pula yang 
disamping arak yang juga melimpah.
sayur-sayuran, sapi, babi, kambing, kemudian menjadi tanggal Hari jadi 
Dari keterangan di atas dapat serta berbagai jenis buah-buahan.
Kota Jakarta yang kini telah berusia 486 

disimpulkan bahwa kawasan tepian Pada 1511, Malaka diduduki tahun.
Muara Sungai Ciliwung, termasuk 
Portugis di bawah pimpinan Alfonso Fatahillah, senopati dari Demak 
yang kini disebut Kali Besar, sudah 
D’Albuquerque. Dua tahun kemudian, itu kemudian diangkat menjadi
merupakan daerah hunian dan 
pada 1513, Pangeran Sabrang Lor atau Bupati Jayakarta. Secara hierarkhis, 
pemukiman penduduk sekaligus Pati Unus dari Kesultanan Demak Bupati Jayakarta bertanggung jawab 
kawasan perdagangan yang ramai. 
mencoba menggempur Malaka untuk kepada Syarif Hidayatullah atau Sunan 
Rumah-rumah mereka terbuat dari 
mengusir Portugis, namun gagal. Gunungjati, wali yang berkedudukan 
bambu, gedek dan beratap rumbia. 
Gubernur Jendral Portugis di Malaka, di Cirebon. Setelah Sunan Gunung Jati 
Kawasan seputar Sunda Kalapa masih D’Alquerque bahkan pada 1522 wafat pada 1568, putranya, Maulana 
merupakan daerah rawa yang dipenuhi 
mengutus Henrique Leme untuk Hasanuddin menjadi Sultan di
hutan belukar. Berbagai binatang liar 
mengadakan hubungan persahabatan Banten dan Jayakarta menjadi wilayah 
dan buas masih menghuni kawasan 
dengan Sang Hyang yang bertahta di Kesultanan Banten.
hutan tersebut, seperti buaya, ular Pajajaran. Sang Hyang ini, lalu dikenal Ternyata, Fatahillah tidak lama 

sanca, badak, harimau, banteng dan sebagai Prabu Surawisesa. Pada 21 menjabat Bupati Jayakarta, lalu 
lain-lain.
Agusdtus 1522, dibuatlah perjanjian menyerahkan kekuasannya kepada 
Keterangan itu diperkuat pula 
yang antara lain berupa izin bagi Tubagus Angke, menantu Sultan 
oleh berita-berita orang Portugis, Portugis untuk mendirikan benteng di Hasanuddin yang memerintah di 

terutama catatan Tome Pires, yang Pelabuhan Sunda Kalapa.
Jayakarta (1564-1596). Tubagus Angke 
mengabarkan bahwa Kerajaan Pajajaran 
Perjanjian ini ditandai dengan kemudian menyerahkan kekuasaanya 
memiliki sejumlah kota perlabuhan. 
penanaman “ Padrao” (baca: padrong), kepada putranya, Pangeran Jayakarta 
Antara lain Bantam ( Banten Girang), 
di atas tanah yang akan dibuat benteng. Wijayakrama yang juga dikenal dengan 
Tangaram (Tangerang), Chemano Batu peringatan Padrao ini berhasil nama Pangeran Jayawikarta yang 
(Cimanuk),Pondam (Pontang yang 
ditemukan kembali pada 1918, saat memerintah pada 1656 hingga 1619. 
terletak di sungai Cipontang, ujung 
diadakan penggalian untuk mendirikan Walau status Jayakarta hanya kabupaten 
timur Teluk Banten), Cheguide 
gudang di bilangan Jl Cengkeh, Jakarta dari Kesultanan Banten, dalam 
(diperkirakan Cigede atau Cikandi) Kota sekarang. Kini Padrao tersebut pelaksanaan pemerintahannya sehari- 
serta Calapa atau Sunda Kalapa,
terpajang di depan Ruang Sejarah hari, Jayakarta lebih tampak sebagai 
yang merupakan pelabuhan penting
Museum Pusat Jl Medan Merdeka
sebuah wilayah otonom.

66
Media Jaya l Nomor 01 Tahun 2013



   64   65   66   67   68