Page 65 - media_jaya_01_2013
P. 65








pada 1579 antara lain Prabu Maharaja 

(1350-1357), Rahiyang Bumo

Suro (1357-1363), Prabu Niskala 
Wastukencana (1363-1467), Rahiyang 

Dewa Niskala (2467-1374) , Sri

Bduga Maharaja (1474-1513), Prabu 

Surawisesa (1513-1527), Prabu Ratu 

Dewata (1527-1535), Sang Ratu Saksi 
(1535-1543), Prabu Ratu Carita (1543- 

1559), Nu Siya Mulya atau Prabu Sedca 

(1559-1579).

Menurut prasasti Batu Tulis
yang ditemukan pada 15 Juni 1690, 

dijelaskan bahwa pelabuhan Pajajaran 

bernama Sunda Kalapa, terletak di 

muara Sungai Ciliwung. Keterangan 
wajah Sunda Kalapa ini diperkuat

pula keterangan seorang pelaut 

Belanda, Jan Huygen van Linchoten, Kota ini dibangun seperti
kebanjakan kota-kota di
yang menemukan rahasia-rahasia 
perdagangan dan navigasi bangsa Pulau Djawa. Rumah-

Portugis. Dalam karyanya Itinerario rumahnja terbuat dari

yang terbit pada 1556, ternyata
kaju dan anjaman bambu. 

berhasil menggemparkan Eropa, karena Konstruksinja buruk dan
sangat kotor. Kelihatannja
mengungkapkan informasi-informasi 
rahasia yang sangat berharga itu antara seperti desa sadja. Sebuah

lain ditulisnya; ‘Pelabuhan utama di sungai indah berair djernih

pulau ini (Djawa) adalah Sunda Calapa. dan bersih mengalir di
tengah kota. Airnja segar dan 
Di tempat ini didapati sangat banjak 
lada jang bermutu lebih tinggi daripada menjenangkan. Tanahnja
sempit
lada India atau Malabar. Djuga terdapat rendah namun indah dan selalu 
yang dibersihkan di kedua
banjak kemenjan, benicin, atau bonien terbajang-bajang dalam pikiran kita. tepian muara Sungai Ciliwung,
Radja dapat mempersendjatai 4.000 
(bunga pala), kamper dan permata dekat teluk yang terlindung oleh 
intan. Tempat ini dapat disinggahi tanpa orang dari penduduk kota. Istananja 
sejumlah pulau. Sungai Ciliwung 
menemui kesulitan. Orang Portugis telah indah dibangun dengan pagar bamboo 
memungkinkan sepuluh buah kapal 
sampai djuga ke sini. Dan orang Djawa runtjing dan mempunjai lebih dari satu dagang masa itu dengan kapasitas 
gerbang masuk. Empat atau lima buah 
berbondong-bondong datang sendiri sampai 10 ton dapat masuk dan 
sampai ke Malaka untuk mendjual kapal radja tampak berlabuh dengan 
berlabuh dengan aman. Kapal dagang 
barang-barang dagangannja.’
tutup di atasnja. Konstruksi kapal 
dengan kapasitas 500 ton hingga 1.000 
Laporannya lebih banyak menjerupai kapal Djawa, jaitu tempat ton ke atas harus berlabuh di depan 
untuk para pengajuhnja terletak di 
mengungkap mengenai Banten pantai.
bagian bawah dan di bagian atas untuk 
daripada Sunda Kalapa. Namun Dikatakan pula bahwa air Sungai 
keterangan yang sedikit ini dapat pradjurit-pradjurit. Radja hanja mampu 
Ciliwung saat itu mengalir bebas, 
memberikan penjelasan berharga mendjual 300 kantong lada setahun, 
tidak berlumpur, tenang dan belum 
tentang letak pelabuhan utama Kerajaan tetapi bertmaksud meningkatkan tercemar. Para kapten kapal singgah 
djumlah ini.”
Pajajaran di muara Sungai Ciliwung untuk mengambil air segar yang 
tersebut. Dan para pengunjung Belanda Diperoleh keterangan bahwa 
cukup baik, mengisi botol dan guci- 
paling awal menulis tentang Sunda Sunda Kalapa terletak di sepanjang 
gucinya. Sedangkan pedagang pribumi
Kalapa. Antara lain sebagai berikut ; “
satu hingga dua kilometer di atas lahan

65
Media Jaya l Nomor 01 Tahun 2013



   63   64   65   66   67