Page 55 - MJ Edisi 4 2019
P. 55

KULINER

























                                                                                Foto-foto Media Jaya/Dharma




                                              dan Dian yang baru pertama kali menci-
               ak sulit untuk menemukan Nasi   cipi Nasi Ulam Misdjaya sepakat dengan
               Ulam Misjaya. Lokasinya berada di   pernyataan Misjaya. “Dendeng sapinya top
           Tkawasan Petak Sembilan, Glodok, Ja-  sekali. Nggak garing. Nggak basah. Pas bin-
           karta Barat. Jika sudah sampai, tanyakan   gits,” ujar Audy dengan suaranya yang khas,
           saja pada warga, saking tersohornya, ham-  manja dan centil ini.
           pir semua orang mengetahuinya. Patokan-  Menurut Inggit, gengnya memang sen-
           nya, Vihara Dharma Toasebio. Persis di de-  gaja ingin mencicipi Nasi Ulam Misdjaya.
           pan vihara.                        Apalagi, setelah nonton tayangannya di
              Nasi Ulam Misjaya buka setiap hari, mu-  situs web berbagi video. “Sekalian belanja
           lai  pukul 16.00-22.00 WIB. Tapi sebaiknya   ke pasar Asemka, kami sengaja mampir ke
           datanglah lebih awal. Pasalnya, belum lagi   sini,” kata Inggit yang berdomisili di daerah
           gerobaknya parkir sempurna, pembeli dan   Sunter Jaya, Jakarta Utara ini.
           pelanggannya sudah siap mengantri. Mer-  Sahabatnya, Vio menambahkan dirinya
           eka, tua-muda dari berbagai etnis dan stra-  sudah lama ingin mencicipi Nasi Ulam Mis-
           ta sosial dengan tertib memesannya untuk   djaya yang legendaris ini. Gadis manis den-
           dibawa pulang atau disantap di tempat.      gan lesung pipit ini dengan bijak menolak
              Ada pun Nasi Ulam Misdjaya yang stan-  membandingkan nasi ulam yang sempat
           dar dipatok Rp15.000 seporsi yakni nasi   dia cicipi di daerah Rawasari, Jakarta Timur.
           yang dibumbui dan diberi aneka rempah,   “Which is yang di Rawasari, kering. Yang
           ditaburi serundeng, kerupuk dan emping   Misdjaya ini berkuah. So far, rasanya enak
           serta dibanjiri kuah semur. Bonus bihun,   seh. Cuma sayangnya, kurang pedes sam-
           daun kemangi, ketimun dan bawang gore-  bal kacangnya. Mungkin bisa ditambahkan
           ng.                                cabe rawit,” sergah Vio yang memang suka
              Kemudian, pelengkapnya  disesuaikan   makanan serba pedas ini.
           dengan  selera masing-masing. Ada tem-  Di meja lainnya, Koh Aseng dan istrinya
           pe dan tahu bacem, Rp1.000/potong. Lalu    yang baru sembahyang di Vihara Dharma
           telur dadar yang lumayan tebal, telur bulat,   Toasebio mengaku merasa kurang lengkap
           perkedel kentang dan cumi asin, semuanya   jika setelah ibadah tanpa makan Nasi Ulam
           dihargai Rp5.000/potong. Kecuali dendeng   Misdjaya yang menjadi langganannya se-
           sapi, Rp10.000/potong.             jak bujangan.
              “Yang spesial di sini dendengnya,” ujar   “Rasanya, sudah 1 paket. Setelah ibadah,
           Misjaya yang mengaku sudah berjualan   selalu menyempatkan waktu untuk makan
           nasi ulam sejak usianya menginjak 18 ta-  malam Nasi Ulam Misdjaya,” sergah pria
           hun pada 1963 silam.               yang bermukim di kawasan Slipi, Jakarta
              Empat sahabat karib: Inggit, Audy, Vio   Barat ini.



                                                                                      Media Jaya Edisi 4 2019  55
   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60