Page 40 - MJ Edisi 02 2019
P. 40

SOSOK


              ani masyarakat yang membutuhkan-  sang suami, Rinaldi Ramadhan bukan
           nya yaitu masyarakat dan pasien.   berasal dari bidang kedokteran. Mereka
              Ia tidak menyesal meninggalkan du-  bertemu saat menjadi relawan untuk ko-
           nia hiburan yang menjanjikan ketena-  rban tsunami pada 2004 di Aceh. Pada
           ran. Baginya, hidup bukanlah hanya soal   2008, dia menikah dengan sang suami
           ketenaran. Menolong sesama, berbuat   yang bekerja sebagai  pegawai swasta.
           baik di jalan yang benar walaupun ska-  “Ternyata jodoh bisa ketemu di tsu-
           lanya kecil, adalah kebahagiaan. Melihat   nami. Bapak kerja di bidang HRD (divi-
           orang bisa merasa lebih baik dan terse-  si sumber daya manusia). Dia paham-
           nyum dan pada akhirnya mengucapkan   lah kerja saya. Saya memang dulu sering
           terimakasih adalah hal yang luar biasa   jadi relawan. Waktu badai Katrina di
           baginya.                           New Orleans tahun 2005 hingga gempa
              "Memang saya sudah memilih ke-  Yogyakarta tahun 2006, tetapi saat jadi
           dokteran sebagai jalan hidup. Sekarang   PNS (dokter) sudah enggak bisa kema-
           saja sudah jarang dengar musik. Karena   na-mana,” ujarnya.
           kesibukan saya. Ya itulah pilihan hidup,
           ujarnya.                           Ciptakan Inovasi
              Arti keluarga baginya adalah sesuatu
           yang berharga. Kekuatannya dalam mem-  Beberapa bulan ini, Puskesmas Ke-
           baktikan diri sebagai  dokter  diakuinya   camatan Cilandak menjadi sorotan me-
           datang dari  kedua buah  hatinya. Luigi   dia massa berkat peluncuran aplikasi
           layaknya wanita pada umumnya,  yang   e-Jiwa. Aplikasi ini merupakan inovasi
           juga sibuk dengan tumbuh kembang   baru untuk memudahkan petugas kes-
           anak-anaknya.                      ehatan dalam mendeteksi masalah keji-
              "Anak saya ada dua, yang satu Ae-  waan pada warga.
           sha itu SD kelas lima dan kedua na-   Inovasi ini tak terlepas dari tangan
           manya Adila masih umur lima tahun.   dingin Luigi sebagai Kepala Puskesmas
           Ya, kadang kuat-kuat hati ketika enggak   Kecamatan Cilandak. Gubernur DKI Ja-
           bisa bareng mereka di sekolah karena   karta, Anies Baswedan memuji keber-
           pekerjaan, tetapi selalu saya gantikan   hasilannya dalam melakukan inovasi   sebuah masalah kesehatan jiwa. Dia me-
           waktunya. Karena waktu anak kan maju   teknologi di bidang kesehatan. Bahkan,   nilai masalah kejiwaan dalam masyarakat
           terus,” katanya.                   inovasi e-jiwa itu mulai diterapkan di se-  seperti fenomena gunung  es.  Pasalnya,
              Selain kedua anaknya,  sosok suami   luruh Jakarta.                sebagian besar masyarakat Indonesia
           juga menjadi penting. Ia menjelaskan   Peluncuran aplikasi ini berawal dari   masih enggan memeriksa kesehatan
                                                                                 jiwa. Ini karena, mereka takut mendapat-
                                                                                 kan stigma negatif dari masyarakat.
                                                                                    Dia mengaku, masih melihat pasien
                                                                                 dengan gangguan jiwa yang dipasung di
                                                                                 rumah. Bahkan, mereka dikurung di ka-
                                                                                 mar dengan diikat tali atau diborgol. Pa-
                                                                                 dahal, mereka harus segera ditangani di
                                                                                 RS agar tidak semakin parah. Surat Men-
                                                                                 teri Dalam Negeri Nomor PEM.29/6/15,
                                                                                 11 November 1977 yang ditujukan ke-
                                                                                 pada Gubernur Kepala Daerah Tingkat I
                                                                                 seluruh Indonesia meminta kepada ma-
                                                                                 syarakat  untuk  tidak  melakukan  pema-
                                                                                 sungan terhadap penderita gangguan
                                                                                 jiwa dan menumbuhkan kesadaran ma-
                                                                                 syarakat untuk menyerahkan perawatan
                                                                                 penderita di Rumah Sakit Jiwa.
                                                                                    Tingkat kesadaran masyarakat terha-
                                                                                 dap kesehatan jiwa juga masih kurang.
                                                                                 Karena itu, dia meminta petugas kese-
                                                                                 hatan  untuk  mendatangi  warga.  Petu-



           40 Media Jaya Edisi 2 2019
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45