Page 43 - media_jaya_02_2013
P. 43
memungkinkan untuk melakukan relokasi. Namun demikian, imbuhnya tidak mungkin justru meniadakan
penataan dengan melakukan site- lagi, jika langkah relokasi harus hak lainnya, dalam hal ini hak untuk
upgrading sejumlah kampung saat itu. diambil, ada beberapa faktor penting memeroleh pekerjaan. Ini juga perlu
Program ini dinilai cukup berhasil, yang harus digarisbawahi. Pertama diperhatikan oleh Pemprov DKI
terutama dari segi peningkatan adalah bagaimana membuat warga Jakarta,” tandas Dian.
infrastruktur perumahan, seperti masyarakat yang akan direlokasi merasa
jalan, selokan, saluran sanitasi,
dilibatkan dalam prosesnya. Caranya? Social Safety Net
dan sebagainya. Ali Sadikin juga mendengarkan aspirasi warga yang akan Permukiman kumuh biasanya
mengombinasikan proses penataan saat terkena relokasi. Proses pelibatan warga identik sebagai tempat tinggal warga
itu dengan merelokasi 5,5 juta orang
semacam ini, lanjut Dian, diharapkan kalangan menengah ke bawah, dengan
ke sejumlah titik lokasi permukiman. akan mampu meminimalisir konlik kondisi ekonomi yang lebih banyak
“Salah satunya warga Tanah Abang yang yang terjadi saat proses relokasi mengandalkan sektor informal.
saat itu direlokasi ke Tebet,” imbuh dilakukan.
Uniknya, berbagai keterbatasan
Dian.
Ia juga mengingatkan agar yang mereka hadapi, justru menjadi
Satu dekade kemudian, tepatnya pembangunan rumah susun hendaknya stimulus untuk berpikir kreatif dalam
pada era 70 hingga 80-an, pendekatan diiringi dengan kajian dari sisi sosial menciptakan peluang-peluang untuk
penataan permukiman mulai bergeser psikologis warga yang akan direlokasi. meningkatkan kesejahteraan dari sisi
kepada pembangunan hunian
Hal ini memegang peranan yang jauh ekonomis. “Misalnya, melihat tetangga
vertikal (susun). Langkah tersebut lebih penting dari sekadar infrastruktur. sedang merenovasi rumah untuk
dilakukan seiring dengan semakin “Warga biasa hidup dalam pola dan membuka kos-kosan, warga lainnya
banyaknya pemanfaatan ruang untuk kultur horizontal dengan berbagai bisa langsung berpikir untuk membuka
pengembangan dan pembangunan leksibilitas sosial dan ekonomi yang warung makan atau jasa cuci baju,” ujar
kota Jakarta yang diikuti tingginya arus melekat terhadapnya. Hal tersebut
Dian mencontohkan.
urbanisasi ke Jakarta. “Transformasi yang harus dipikirkan oleh pemerintah Dinamika sosial ekonomi tersebut
penataan permukiman horizontal ke bagaimana mentransformasi leksibilitas yang kemudian disebut Dian sebagai
arah vertikal melalui pembangunan sosial-ekonomi yang telah terbentuk social safety net (jaring pengaman
rusun mulai dipandang sebagai dalam pola horizontal ke dalam kultur sosial). Pada warga di lingkungan
‘panasea’ dari persoalan permukiman di permukiman vertikal,” tandasnya.
menengah ke bawah, keberadaan social
pusat/tengah kota,” kata Dian.
Warga yang direlokasi bukan tidak safety net memiliki peranan yang cukup
mungkin kaget dengan kultur dan
vital. “Suatu waktu, pernah ada salah
Fleksibilitas
pola hidup di lingkungan permukiman satu pemilik warung di kolong tol cerita
Kini, pembangunan rusun kembali sebelumnya (horizontal) ke lingkungan sama saya dia banyak dihutangi oleh
diangkat sebagai solusi penataan permukiman yang baru (vertikal). tetangganya, warga lainnya cerita soal
permukiman, khususnya permukiman Misalnya di lingkungan sebelumnya
tradisi menitipkan anak ke tetangga saat
tak layak di Jakarta. Namun, bersamaan ia memiliki leksibilitas untuk untuk orang tua terpaksa meninggalkan anak
dengan itu, muncul pula berbagai berjualan pulsa atau warung makanan di rumah,” imbuhnya lagi.
persoalan seputar rusun, baik yang
di depan rumahnya. Apakah leksibilitas Dia menggarisbawahi keberadaan
telah berdiri maupun akan dibangun tersebut mungkin didapatkan di lokasi social safety net tersebut sebagai salah
di Jakarta. Misalnya menyangkut rusun? Jika tidak apa konsekuensinya?
satu hal yang memperingan kerja
masalah peruntukan. Akibat ulah nakal Di samping itu, idealnya menurut pemerintah saat melakukan relokasi
oknum, rusun seringkali ditempati Dian, relokasi warga warga ke hunian/ sebagai tindak lanjut pembangunan
bukan oleh mereka yang berhak untuk rusun dilakukan sekaligus alih-alih rusun. “Ibarat orang tua, pemerintah
menempatinya. “Tentu ini menjadi relokasi secara terpencar. Dian juga hanya tinggal menyediakan “mainan”
‘peer’ tersendiri bagi Pemprov DKI menambahkan pentingnya mengukur bagi anak-anaknya dan mengawasi
Jakarta. Jangan sampai peruntukan jarak lokasi rusun yang baru dengan penggunaannya agar dilakukan secara
rusun tidak tepat sasaran,” jelas Dian.
hunian sebelumnya. Misalnya benar dan tidak merugikan satu sama
Oleh karenanya, jika permukiman kumuh terletak di dekat lain,” ungkap Dian. (DHN)
memungkinkan, alumni Universitas
pelabuhan, dimana mata pencaharian
Indonesia ini lebih menekankan
para warganya di sekitar pelabuhan.
pada proses penataan di tempat (site Jarak ideal untuk memindahkan mereka
upgrading) yang pernah dilakukan ke lokasi rusun yakni dalam radius 1-2
oleh Ali Sadikin dibandingkan dengan
km. “Lebih jauh dari itu, relokasi bukan
43
Media Jaya l Nomor 02 Tahun 2013