Page 54 - media_jaya_01_2013
P. 54
Intermezo
Pesona Kemarahan
Oleh ; Iswati Soekarto
Orang bijak sering mengatakan, kondisi tertentu bisa jadi “diam itu Pemprov DKI berusaha transparan,
kalau ingin melihat diri orang yang emas”.
mencegah mark up, berhati-hati
sebenarnya, lihatlah ketika dia Sebagai pejabat yang pasti disorot mengelola uang rakyat, mengedepankan
sedang marah. Memang bermacam- publik, dan utamanya oleh media, eisiensi, mengutamakan pelayanan dan
macam sikap manusia ketika sedang kendali diri sangatlah penting, apalagi kepentingan masyarakat.
marah. Ada yang mukanya begitu ketika sedang marah. Tak perlu bereaksi Masih dalam “bingkai soal
menyeramkan. Berwajah api, terlihat secara isik sampai menampar atau kemarahan”, beberapa waktu lalu,
bengisnya, serta lemah kekuatannya memukul. Itu kekerasan namanya. Juga Gubernur Jokowi juga sempat akan
dalam mengendalikan diri.
tak perlu melontarkan kata-kata buruk. dimakzulkan oleh DPRD DKI,
Perilakunya bisa liar, membanting Ini juga kekerasan karena bisa membuat karena kisruh Kartu Jakarta Sehat.
barang apapun yang ada di sekitarnya, luka hati.
Beberapa rumah sakit mengancam
berteriak, dan mengumpat dengan Kemarahan bisa diwujudkan mengundurkan diri dan tidak akan
kata-kata tak sopan. Namun, ada pula dalam argumentasi-argumentasi sesuai menerima pasien pemegang KJS.
orang marah yang hanya terlihat dari kontek permasalahan yang sedang Tapi Jokowi tenang-tenang saja.
perubahan mimiknya, tapi ia diam, dan dibicarakan/dibahas ( secara keilmuan) , “Ya, kalau dipanggil ya kita jelaskan,
tak satu kata pun terucapkan. Seolah dan tidak menghantam sifat pribadi.
malah senang kita bisa menjelaskan. “
dia bergulat dengan dirinya sendiri Dalam pemerintahan Jokowi katanya kepada pers terkait gertakan
dalam menahan emosi dan melawan –Ahok yang belum genap setahun, Kebon Sirih dengan hak interpelasinya
angkara nafsu.
ada suatu dampak dari aksi/reaksi itu. Lantas apa pula reaksinya
Keduanya cukup ektrem, yang kemarahan namun membuat kita terhadap belasan rumah sakit yang
pertama hingga hilang kendali, yang tercengang, dan bahkan itu menjadi hendak mengundurkan diri? Inilah
kedua, sulit dipahami karena diam pesona tersendiri. Ingat ketika wakil cuplikannya:
seribu bahasa. Bagi pejabat publik Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja “Santai aja, nanti (mereka) urus-
keduanya tak elok. Ingat anggota Purnama (Ahok), tampak marah urus izin gantian. Ha,...ha.., begitu,
Dewan yang adu jotos ketika adu dalam suatu acara dengan pejabat di enggak usah pikir terlalu rumit,” kata
argumentasi di Gedung DPR RI. lingkungan Dinas PU DKI. Peristiwa Jokowi.
Mereka seolah ingin menunjukkan itu jadi heboh karena diunggah ke Ketika ditanya apa maksud
kekuatannya terhadap lawan, tapi Youtube.
pernyataan gantian tersebut, Jokowi
justru yang terlihat adalah kelemahan Tapi anehnya, kemarahan pak menjawab, kesehatan merupakan hak
pribadinya karena tak sanggup Wagub itu jadi tontonan menarik , rakyat. Namun, kata dia, hak tersebut
mengendalikan diri. Jika terlalu diam, bukan karena marahnya, tapi karena malah diganggu.
aparat bawahan maupun masyarakat ucapan-ucapannya. Seribu kepala “Kan ganggu-ganggu itu namanya.
tidak akan paham apa sebenanya yang bisa menafsirkan kesan yang berbeda, Mbok ngomonglah dengan kita. Diajak
menjadikannya marah. Walau, dalam
tapi benang merahnya sama. Betapa
bicara tiap menit saja kita siap 24 jam,
54
Media Jaya l Nomor 01 Tahun 2013