Page 14 - MJ Edisi 10 2018
P. 14
LAPORAN UTAMA
Cikini Tempo Doeloe
Citarasa Tan Ek Tjoan Hingga
Gado-Gado Bonbin
Mona (30), ingat betul rasa roti gambang di Tan Ek Tjoan Bakery. Rasanya yang khas mengingatkan masa
kecilnya duly. Bersama orang tuanya, ia sering memakan roti gambang tersebut. “Rasanya masih seperti
dulu. Nggak berubah. Saya jadi ingat masa kecil kalau makan roti di sini,” katanya.
an Ek Tjoan yang berada di Ciki-
ni sudah berdiri sejak 1955. Toko
Troti asal Bogor ini telah berdiri se-
jak 1921. Kemudian, pada 1953, toko Foto-foto Media Jaya/Safran. H
ini membuka cabang pertamanya di Ta-
mansari. Namun, toko roti itu pindah ke
Cikini dan tetap berdiri hingga sekarang.
Cikini menjadi salah satu pusat kulin-
er dan hiburan masyarakat Jakarta. Kala
itu, Kebun Bintang Cikini belum menjadi
Taman Ismail Marzuki. Kebun binatang
yang berdiri sejak 1864 dulu bernama
Planten en Dierentuin yang dikelola oleh
Perhimpunan Penyayang Flora dan Fau-
na Batavia yang tergabung dalam Cul-
turule Vereniging Planten en Dierentuin
at Batavia.
Pada 1946, kebun binatang ini
berubah nama menjadi Kebun Binatang
Cikini. Pada era 1960-an, kebun bina-
tang itu dipindahkan ke Ragunan. Ke-
mudian, kebun binatang berubah fungsi
menjadi pusat kesenian Jakarta berna-
ma Taman Ismail Marzuki.
Kolam renang Cikini yang dibuat se-
jak 1924 juga masih berdiri tepat di se-
belah TIM. Kolam renang ini dibuat oleh
arsitek keturunan Belanda Ir FJL Ghijsels
yang lahir di Tulungagung, Jawa Timur.
Dia merupakan arsitek untuk beberapa Gado-gado Bonbin dan Tan Ek Tjoan menjadi salah satu pilihan kuliner yang identik dengan kawasan Cikini.
14 Media Jaya Edisi 10 2018