Page 16 - JAKKITA EDISI 5 2021
P. 16

16
           16     KOLOM





          Pulau


          Plastik








                ede Robi tiba-tiba tercenung. Hasil pemeriksaan   dalam film ini bilang, “Tahun 2050 nanti, makanan
                fesesnya usai menyantap ikan dan udang      kita kebanyakan dari laut, karena persediaan di darat
          Gdari tambak dekat Kali Porong, Sidoarjo          sudah  menipis.  Ironisnya,  jumlah  plastik  di  laut  saat
          menemukan 103 mikroplastik dalam tubuh vokalis    itu diperkirakan lebih banyak daripada ikan.”
          serta gitaris band Navicula itu. Lima kali lipat dibanding
          hasil penelitian serupa di Wina, Austria dengan   Setelah bersenandung dangdut bersama di dalam
          sampel dari delapan negara. “Sangat berbahaya bagi   truk dan sebuah warung pantura pada malam
          kesehatan, dari impotensi, ginjal, hingga kanker,” kata   hari, Robi serta Prigi bertemu Tiza Mafira di Jakarta.
          seorang peneliti dalam film dokumenter Pulau Plastik   Direktur Eksekutif Gerakan Indonesia Diet Kantong
          yang saya tonton di bioskop 1,2 tahun pasca pandemi   Plastik yang alumnus Harvard Law School, Amerika
          Covid-19.                                         Serikat ini hengkang dari sebuah kantor pengacara
                                                            terkenal, sebab tak tahan meredam konflik batin
          Dengan menaiki truk yang membawa properti         dengan     komitmen    perjuangannya    melawan
          kampanye antisampah plastik, Robi meninggalkan    kerusakan lingkungan.  Di jantung Ibu Kota  ketika
          rumah kayunya yang asyik di Ubud, Bali untuk berunjuk   pandemi Covid-19 belum melanda, mereka bertiga
          rasa bersama kawan-kawannya di Bundaran HI,       yang menjadi tokoh utama dokumenter ini kembali
          Jakarta. Di sepanjang perjalanan dari Jawa Timur,   menyuarakan 3R (reduce, reuse, recycle) dalam
          Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Barat, sampai Ibu   menangani sampah. Bukan sekadar 3R di hilir, tapi
          Kota, traveling documentary ini memfilmkan kisah   juga mengurangi sampah plastik di hulu.
          yang mengelus dada. Di Gresik, misalnya, gunungan
          sampah plastik impor dari Amerika Serikat sungguh   Kemasan bungkus plastik sabun, sampo, dan
          menghenyakkan. Sampah plastik tersebut kemudian   sebagainya mesti dikurangi,  bahkan dihilangkan
          dijemur, lalu menjadi bahan bakar pabrik tahu.    sejak produksinya di pabrik Unilever, misalnya. Tak
                                                            cukup pelarangan tas plastik di tingkat konsumen
          Tak  ayal,  Prigi  Arisandi,  pendiri  LSM  lingkungan   supermarket saja. Bila tidak diregulasi pemerintah
          Ecoton, berunjuk rasa dengan teman-temannya di    dari  sekarang,  kita  akan  mewarisi  bumi  yang  rawan
          depan Konsulat  Amerika Serikat di Surabaya. Ia pun    penyakit buat anak cucu kita kelak. Pada akhir
          membawa mobile lab untuk meneliti seratus sampel   film, kedua putri Robi dan Tiza yang lucu serta
          feses  yang  diperoleh  di  sepanjang  perjalanan.   menggemaskan muncul kembali. “Selama bisa
          Hasilnya? Semuanya positif mengandung mikroplastik,   bersuara, saya tak akan berhenti berusaha. Demi
          termasuk petani garam di Cirebon!                 semua yang kita cintai,” tutur Robi yang dibangunkan
                                                            putrinya dari lelap tidur hingga belanja di supermarket.
          “Apa yang kita buang akan kembali ke meja makan   Kehadiran anak itulah yang menyemangatinya
          kita,” ujar Prigi yang gencar berkampanye dengan   untuk terus berkampanye, dari konser musik selama
          tagar Stop Makan Plastik. Dandhy Laksono serta Rahung   20  tahun  sampai  membersihkan  pantai  Sanur  dari
          Nasution yang menyutradarai film apik ini sukses   tumpukan sedotan plastik yang dipakai manusia
          mengusik nurani penonton: setiap satu menit, satu   sebanyak 93 juta tangkai setiap hari. Padahal, plastik
          truk sampah plastik dibuang ke laut. Sampai seorang   baru bisa terurai sesudah 50-100 tahun.
          peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)                                             Ramdan Malik




                         EDISI 5 TAHUN 2021TAHUN 2021
                         EDISI 5
         Sarana Informasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
         Sarana Informasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21