Page 37 - Media Jaya Edisi 5 2020
P. 37
MEDIA JAYA EDISI | 05 2020
Sambil menari, para penari
dapat berkenalan dengan
gadis-gadis cantik
Yahya Andi Saputra,
Budayawan Betawi
Pertunjukan
Samrah, kesenian
Betawi yang sudah
berkembang sejak
abad 17.
Foto
Dok: Pribadi
37
ra lain harmonium, biola, gitas, string, Dari lagu maupun tariannya dapat mandiri, atau sengaja menghadirkan
bas, tamburin, marakas, banyo, dan diketahui bahwa kesenian ini ber- seniman.
bas betot. “Dalam menyajikan sebuah asal dari Melayu. Di samping kese- Yang menarik, lanjut Yahya, ma-
lagu, unsur alat musik harmonium nian, kebudayaan Melayu yang mem- syarakat Betawi biasanya menampil-
sangat dominan dan kini sudah lang- berikan pengaruh terbesar di Betawi kan tari Samrah di malam acara pesta,
ka. Maka orkes samrah disebut juga adalah bahasa, dimana bahasa Me- umumnya pesta pernikahan atau khi-
orkes harmonium,’kata Yahya. layu adalah penyusun bahasa Betawi tanan. Tidak membutuhkan panggung
Orkes ini dimanfaatkan sebagai dengan berbagai sub dialeknya. yang besar. Para seniman biasanya
sarana diberbagai acara. Lagu - lagu Ihwal kelahirannya, Samrah had- menggunakan kode kepada tamu un-
pokoknya berbahasa Melayu seperti ir dari keresahan para pendatang dari dangan yang masih berada di lokasi
Burung Putih, Pulau Angsa Dua, Cik luar Betawi, seperti pendatang dari pesta hingga malam hari. Kode yang
Minah Sayang, Sirib Kuning, Masmu- Melayu dan keturunan Arab. Mere- dimaksud adalah “yuk udah malem
ra, dan Pakpung Pak Mustape. Dis- ka berkumpul dan banyak berdiskusi nih”. “Kode atau ucapan itu sebagai
amping itu juga diaminkan lagu – lagu mengenai ajaran agama Islam. Pada tanda bahwa meja dan kursi yang ter-
khas Betawi. Seperti jail – jali, Kicir – akhirnya mereka menciptakan se- pasang harus segera dipinggirkan un-
Kicir dan Lenggang lenggang kang- buah seni musik yang lengkap dengan tuk arena pementasan,”katanya.
kung. tarian dan pertunjukan. “Maka jangan Saat ini, tidak banyak yang tahu
Penari Samrah, umumnya adalah heran, ketika dilihat segi instrumen keberadaan seni yang satu ini. Teru-
kaum lelaki. Busana yang dikenakan dan gaya kostumnya kental dengan tama kalangan muda. Maklum saja
berupa baju potongan teluk belan- berbagai mudaya seperti Arab dan kesenian ini sudah jarang dimainkan
ga yang sewarna dengan celananya. Melayu,” ujar Yahya. di setiap pesta pernikahan. Padahal
Pelekat dikenakan di luar baju sampai Soal pementasan, biasanya tari- di zamannya, banyak seniman yang
batas lutut, mengenakan selendang an ini dimainkan di acara-acara per- mementaskan Samrah Betawi. Salah
yang berwarna kontras dengan warna nikahan. Tidak jarang, di acara Mau- satunya sastrawan Betawi Firman
baju. Mengenakan kopiah berwarna lid Nabi, masyarakat juga melakukan Muntaco.
hitam dari beludru. pertunjukan ini, baik dilakukan secara gro