Page 59 - media_jaya_03_2014
P. 59








tidak dilaksanakan sejak dahulu, 

berapa besar biaya yang dikeluarkan 

pemerintah untuk menyediakan 
kebutuhan sandang, pangan, dan 

papan bagi penduduk.

BKKBN mengakui, kendati 

penggunaan alat kontrasepsi 

berperan besar dalam bidang 
kependudukan, namun pemakaian 

alat kontrasepsi, khususnya 

pengguna metode alat kontrasepsi 

jangka panjang (MKJP) semakin 
menurun. Menurut catatan 

BKKBN, pengguna MKJP

seperti IUD, terus menurun dari 

tahun ke tahun. Jika pada 1991 
masih mencapai 13 % dari total 

pemakai kontrasepsi, pada 2012, 

pemakai IUD hanya tersisa 4 %. 

Sedangkan penggunaan kontrasepsi satu dekade terakhir. Hal ini kebutuhan ketersediaan alat 
jangka pendek berupa suntik
tergambar dari Survei Demograi kontrasepsi dalam mendukung 
terus meningkat. Jika pada 1991 dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Badan Pelaksana Jaminan Sosial 

jumlahnya ada 12 % persen, pada 2012 yang menyebutkan TFR
(BPJS) dalam era Jaminan 

2012 mencapai 32 %. Padahal, tetap 2,6. Ini artinya, tidak ada Kesehaatan Nasional (JKN). Untuk 
penggunaan alat kontrasepsi jangka 
perubahan sejak 2002. Karena itu, tahun anggaran 2015, BKKBN 
pendek rawan drop out (putus) di untuk menurunkan TFR, ke depan, mendapatkan pagu anggaran sebesar 

tengah jalan.
penggunaan kontrasepsi jangka Rp 2,881 triliun.

panjang seperti IUD, implant, Dari jumlah tersebut, sebagian 
Risiko Tinggi
vasektomi, dan tubektomi harus besar untuk membiayai program 
Kepala Bidang Pemberdayaan
lebih banyak.
kependudukan, keluarga berencana 
Perempuan dan perlindungan Anak Untuk mendongkrak dan pembangunan keluarga di 

(PPA) BPMPKB Provinsi DKI penggunaan alat kontrasepsi jangka seluruh Indonesia. Antara lain, 

Jakarta, Dra Ireni menegaskan, panjang, pihak BKKBN menjamin penyediaan alat kontrasepsi, 
pengguna kontrasepsi suntik 
penyediaan alat kontrasepsi
penyediaan sarana prasarana 
berpeluang besar mengalami
sampai ke pelosok tanah air. Selain 
standar, dan pendukung pelayanan 
risiko kegagalan cukup tinggi. itu, BKKBN akan memberikan 
KB, advokasi, komunikasi dan 
Karena harus diulang setiap bulan. insentif pada provider (bidan)
informasi serta edukasi. Termasuk 
Risiko kegagalannya, 6 dari 100 
yang memberikan layanan alat ke berbagai media BKKBN juga 
pemakainya hamil saat setahun kontrasepsi jangka panjang.
akan memperkuat jaringan IT 
pertama. Hal ini berbeda dengan Deputi Keluarga Sejahtera dan 
melalui pengadaan server, serta 
IUD yang bisa bertahan hingga Pemberdayaan Keluarga BKKBN, 
maksimal 8 tahun dengan risiko akan mengintensifkan pendataan 
Sudibyo Alimoeso mengatakan, 
kegagalan sangat minim, 0,8 dari ketersediaan alat kontrasepsi keluarga, termasuk pasangan

100 wanita pemakainya hamil saat menjadi salah satu prioritas dalam usia subur. Selain itu juga akan 

setahun pertama.
perencanaan dan penganggaran meningkatkan penggerakan lini 

Rendahnya pemakaian MKJP program pada 2015. Berdasarkan lapangan untuk meningkatkan 
menyebabkan rata-rata kelahiran dinamika kelompok program KB 
skala prioritasnya, dalam tahun 
pasangan usia subur (total fertility 2015, BKKBN menganggarkan
yang ada di masyarakat. (RCW)

rate (TTR) tidak berubah dalam

Media Jaya l Nomor 03 Tahun 2014
59



   57   58   59   60   61