Page 16 - JAKKITA EDISI 2 2021
P. 16
16
16 KOLOM
Rumah Sakit
agi ini berita duka, yang semakin terbiasa Yah, pemujaan atau kebencian berlebihan akibat
kita dengar, mampir ke telinga. Ayah seorang politik elektoral selama beberapa tahun terakhir,
Pteman yang telah berusia 82 tahun akhirnya memang sangat menurunkan imunitas bernegara.
menghembuskan napas terakhir. Putrinya yang
juga positif Covid-19 bersama suaminya sempat Solus aegroti suprema lex est. Pada sebuah siang,
lega, setelah almarhum ditolak semua rumah sakit Oktober 2017 silam, saya tercenung melihat tulisan
rujukan di Depok, Jawa Barat, karena kehabisan melengkung di dekat pintu gerbang RS Darmo,
tempat untuk merawat pasien pandemi. Dalam Surabaya. Keselamatan adalah di atas segalanya.
status Facebook-nya ia menulis rasa terima kasih, Masihkah kita berjalan bersama menyelamatkan
sebab sang bapak mendapat perawatan yang nyawa manusia pada masa pandemi?
sangat baik di RSUD Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Jawabannya saya temukan beberapa hari lalu.
Teman itu tinggal di sebuah perumahan elite di Tiga lembaga kemanusiaan menyumbangkan
Cinere. Ia punya dua salon, sedangkan suaminya tiga mobile lab yang kemudian ditempatkan
bekerja di swasta. Mungkin mereka cukup uang di Tanah Abang, Koja, dan Cawang. Memang
buat membiayai ongkos rumah sakit ayahnya, kita menyaksikan berbagai peristiwa yang
di RS swasta sekalipun. Tapi persoalannya bukan memprihatinkan selama pandemi. Korupsi
cuma duit, kapasitas rumah sakit yang kewalahan bantuan sosial, misalnya, yang mungkin paling
menerima pasien Covid-19 pun menjadi masalah membuat kita geram. Namun, ternyata masih
penting kini. banyak orang yang mengulurkan tangan. Dengan
laboratorium berjalan ini, mereka tak membiarkan
Ini sketsa cerita apa yang banyak terjadi hari-hari pemerintah provinsi bekerja sendirian untuk
belakangan di Ibu Kota. Gubernur Anies Baswedan meningkatkan dan mempercepat testing di
sempat mengungkapkan angka, sekitar 30% Jakarta.
pasien Covid-19 di Jakarta berasal dari Bodetabek
(Bogor, Depok, Tangerang, serta Bekasi). Karena Tanpa kolaborasi, mustahil kita menghadapi
itu, Pemprov DKI meminta pemerintah pusat turun pandemi yang luar biasa ini. Tak usah menunggu
tangan, untuk mengkoordinasi penanganan pasien Hari Pahlawan, 10 November, kita pantas
pandemi dengan dua provinsi lain: Jawa Barat dan menganugerahkan gelar pahlawan kepada para
Banten. pemilik rumah sakit swasta yang terketuk hatinya
menjadi RS rujukan Covid-19. Uang memang
Sayang, permintaan itu malah dipelintir di media penting dalam hidup ini, tetapi menyelamatkan
massa maupun media sosial menjadi sikap nyawa manusia agar tetap dapat hidup sehat
menyerah Pemprov DKI Jakarta. Sebuah program tentu lebih penting lagi. Kepada mereka, kita
televisi yang saya tonton semalam malah memberikan rasa hormat. Pun kepada RSUD-RSUD
menayangkan angle berita yang terlalu jauh: di bawah Dinas Kesehatan DKI Jakarta beserta
Pemilu 2024. Masih tiga tahun lagi pesta demokrasi, tenaga kesehatan, dari dokter hingga perawat,
orang sakit atau kritis yang di depan mata saja yang hampir setahun berjibaku mengobati
dulu fokus hidup berbangsa mutakhir. Saya jadi pasien-pasien Covid-19, meski dengan taruhan
ingat almarhum Jakob Oetama yang di kantor nyawa mereka sendiri sekalipun
lama kerap mengutarakan keprihatinannya, “Trust, .
itu yang hilang dalam masyarakat kita sekarang.” Ramdan Malik
EDISI 2 TAHUN 2021TAHUN 2021
EDISI 1
Sarana Informasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Sarana Informasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta