Page 58 - media_jaya_02_2013
P. 58


sosial







Anak Jalanan




di Angkutan Umum





Anak-anak jalanan acap naik-turun angkutan umum, Pondok Labu. Ketika angkutan umum 

itu mulai memasuki Jl Melawai Raya, 
baik bus besar maupun bus sedang. Keberadaan 
anak-anak jalanan atau anak-anak punk 
mereka dianggap sangat mengganggu kenyamanan 
itu mulai mengganggu ketenangan 
penumpang sampai Jl Barito. Dari Jl 
penumpang.
Barito, ganti kelompok lain sampai

Di dalam angkutan umum 
Anak-anak jalanan, acap mengganggu ketertiban umum. Selain mengamen, kadang mereka 
tersebut mereka mengamen, namun 
juga meminta-minta bahkan agak memaksa terhadap para penumpang angkutan umum.
belakangan banyak yang hanya berorasi 
dengan tujuan minta uang kepada para 

penumpang. Nadanya penuh ancaman, 

dengan mengumbar kata-kata yang 

tidak sopan. Orasinya kurang lebih 
seperti ini :

“Bapak-ibu-0om-tante, kami hadir 

di sini bukan untuk menodong atau 

mencopet, tapi kami hanya berharap 

belas kasihan bapak-ibu-oom dan
tante uang seribu atau dua ribu untuk 

membeli nasi bungkus.. Bukan kami 

pemalas, bukan kami tak mau kerja, 

tetapi di Jakarta ini sulit mendapatkan 
pekerjaan. Kami cuma butuh 

makan..minum..merokok,” 

teriaknya .

Sementara teman lainnya di 
pintu depan atau belakang menyahut bukan ingin menjambret. Bukan
Pasar Mayestik. Dari Pasar Mayestik 

pula, “Ya bapak, ibu, tante, oom, kami ingin menodong. Kami tidak ingin muncul kelompok baru sampai Velbak, 

hanya butuh makan. !” Merweka pun mengulangi masa lalu yang kelam. Di ganti kelompok baru lagi sampai Pasar 
penjara ternyata menyakitkan. Kami Cipulir. Dari Cipulir sampai Cileduk 
terus mengoceh dengan kata-kata yang 
tak enak didengar. “Bapak, ibu, oom hanya mengharapkan belas kasihan. (C BD), tak terhitung anak jalanan 

dan tante tidak akan menjadi miskin Harga diri Anda akan sangat terhormat naik turun Metro Mini. Demikian pula 

hanya mengeluarkan uang seribu atau kalau rela memberikan uang recehan sebaliknya. Penumpang benar-benar 

dua ribu.”
kepada kami untuk makan. Mati tidak dibuat tidak nyaman sampai terminal 
membawa harta,”
Blok M.
Mereka lalu menadahkan 
tangannya kepada setiap penumpang. Jika Anda biasa naik angkutan “Yang bikin kesal, cara 

Jika tidak diberi atau dicueki, kadang umum, maka perilaku anak jalanan memintanya setengah memaksa. Dari 

mereka ganti memelototi, atau seperti itu akan Anda jumpai. Cobalah mulutnya bahu minuman keras dan 
naik Metro Mini dari terminal Blok M rokok. Bukan kita tak mau peduli, tapi 
tangannya tetap menengadah. Ada 
pula yang mengaku mantan residivis. jurusan Ciledug, atau Kopaja jurusan tingkah laku mereka sering membuat 

Kata-katanya seperti ini, “Kami
Meruya-Kalideres atau Fatmawati -
sebel. Kata-katanya tidak etis dan


58
Media Jaya l Nomor 02 Tahun 2013



   56   57   58   59   60