Page 22 - media_jaya_02_2013
P. 22
liputan utama
Perbedaan Pasar
Tradisional-Modern
Manajer Bidang Umum Selama ini, warga/publik dengan pasar swalayan, seperti AC,
dihadapkan pada perbedaan pasar eskalator (lift), dan sebagainya. Padahal
dan Humas PD Pasar
modern-tradisional dengan ciri-ciri tidak demikian seharusnya,”
Jaya, M. Nur Havidz
yang bertolak-belakang. Pasar modern ujar Havidz.
yang didampingi Asisten biasanya digambarkan secara positif
dengan ciri-ciri bersih, sejuk,
Manager Sub Bagian
dan nyaman,
Humas, Agus Lamun
memaparkan, terkait
permasalahan seputar
revitalisasi pasar,
diharapkan membuka
cakrawala pemikiran
warga Jakarta tentang
pasar.
sementara
Pedagang buah di pasar tradisional
pasar
tradisional
dengan penggambaran
Apa yang dikemukakan Havidz
cenderung negatif seperti basah, kotor, tersebut senada dengan pernyataan
jorok, dan tidak nyaman.
Ketua Umum Ikatan Arsitek Indonesia
Hal ini tak pelak semakin (IAI) Munichy B Edrees. Menurutnya,
membuat citra pasar tradisional sebelum mengambil keputusan atas
tertinggal dari pasar modern. Padahal, arah pembenahan sebuah pasar, pihak
sejatinya, yang dimaksud pasar modern
terkait harus mempertanyakan dan
tak harus melulu berbentuk bangunan memahami hal yang lebih mendasar.
swalayan lengkap dengan AC dan “Ada banyak dimensi yang harus
eskalator (lift) sebagaimana bangunan dilihat, dikritisi terlebih dahulu.
mal atau swalayan, namun juga pada Modernisasi pasar bisa dilakukan
proses pengelolaannya. “Yang sering dengan memodernkan sistem pasar,
terjadi, agar ikut ‘modern’ masyarakat
bangunan isik, dan orang-orang
menuntut pasar tradisional dilengkapi yang terlibat di dalamnya, terutama
dengan infrastruktur yang serupa
pengelola. Ada beberapa faktor orisinal
22
Media Jaya l Nomor 02 Tahun 2013