Page 51 - media_jaya_02_2013
P. 51








Kemenpora, Dompet Dhuafa dan 

Universitas Pertahanan.

“Sebagai tahap awal penyusunan 
Renkon dilanjutkan di 11 kelurahan 

terpilih, yakni; KelurahanPasar Minggu, 

Menteng Dalam, Pulogadung, Bidara 

Cina, Kapuk, Kapuk Muara, Kedoya 

Utara, Semper Barat, Cawang, dan 
Kampung Melayu,“ ujarnya.

“Selesai 11 kelurahan tersebut, 

segera disusul kelurahan lain yang 

jumlahnya 124 kelurahan yang 
merupakan kelurahan terdampak banjir, 

Januari 2014,” sambungnya lagi.



Risiko Tinggi
Berdasarkan peta BNPB yang 

diperkuat oleh BPBD DKI Jakarta 

dalam kajian risiko bencana yang 

dilakukan pada tahun 2011-2012, 
wilayah DKI Jakarta memiliki tingkat 

risiko bencana banjir yang tinggi. 

Secara obyektif, bencana banjir 

merupakan kejadian tahunan yang 

dialami sebagian besar wilayah DKI 
Jakarta dengan tingkat risiko yang 

beragam. Kejadian banjir tahun 2013 

menunjukkan tren peningkatan 

wilayah genangan dari kejadian banjir 
besar sebelumnya. Tidak kurang

124 kelurahan merupakan wilayah 

terdampak buruk akibar banjir.

Cukup banyak upaya telah 
dilakukan untuk mengurangi

risiko bencana banjir, baik yang dalam pengurangan risiko bencana atau ancaman bencana. Karena sulit 

bersifat preventif, mitigasi maupun justru bersumber dari masyarakat. diprediksi waktu terjadinya banjir atau 

kesiapsiagaan. Upaya-upaya ini terus Tentu saja tanpa meninggalkan peran ancaman bencana lain secara pasti. 
dilakukan, baik oleh pemerintah 
dan kewajiban pemenerintah sebagai Demikian juga besaran atau lamanya 
pusat, pemerintah provinsi mapun penanggungjawab, termasuk dalam kejadian tersebut. Dampak perubahan 

kelompok-kelompok masyarakat sipil penanggulangan bencana.
iklim yang terjadi, menambah komplek 

dan komunitas. Kelurahan sebagai Sebagai upaya mensistematisasikan kondisi tersebut, baik dampaknya 

struktur pemerintahan paling kecil, penanganan bencana banjir, khususnya terhadap tingkat ancaman bencana
sekaligus merupakan abdi negara pada fase kesiapsiagaan dan efektivitas dan kerentanan maupun menurunkan 

yang langsung bersentuhan dengan tanggap darurat dibutuhkan kapasitas.

masyarakat, secara efektif dapat perencanaan yang dibangun Melalui perencanaan Kontinjensi, 

memulai penanggulangan bencana berdasarkan komitmen dan kesepakatan akibat dari ketidakpastian dapat 
yang dikembangkan oleh masyarakat bersama. Sehingga risiko bencana
diminimalisasi melalui pengembangan 

itu sendiri. Karena sumberdaya utama
dapat diminimalisir saat adanya bahaya
skenario dan asumsi proyeksi



51
Media Jaya l Nomor 02 Tahun 2013



   49   50   51   52   53