Page 34 - media_jaya_01_2013
P. 34
pekerjaan umum
Penghuni Bantaran Waduk Pluit
Menunggu Kepastian Dipindah
Hari-hari belakangan ini, Asmui, 41 tahun, serasa bulan ia bayar Rp 200 ribu. Semula
dihantui sedikit kekhawatiran. Simpang siur berita pada tahun pertama hanya Rp 100
ribu, tapi lama-lama naik menjadi Rp
yang didengarnya membuatnya bingung. Betapa
200 ribu. Dengan uang Rp 200 ribu
tidak, belum lama ia mendengar tempat tinggalnya tiap bulan ini, Asmui mendapatkan
akan segera digusur, namun belakang berubah lagi sepetak kamar berukuran 3 x 4 meter
ditambah listrik dan air gratis. Kamar
tak jadi, alias mundur. Ketidakpastian inilah yang
terbuat dari papan dengan atap seng
justru membuat kesehariannya kurang tenang.
dan empat tiang penyangga kayu ini
berdiri kokoh di atas Waduk Pluit.
“Saya ingin tahu kepastiannya
kapan, jadi saya ada persiapan untuk
pindah. Kalau tidak pasti begini kan
jadi repot,” ujar pria asal Pemalang,
Jawa Tengah yang menghuni rumah liar
di bantaran Waduk Pluit di sisi timur
ini.
Asmui adalah satu dari ribuan
penghuni liar yang menempati
bantaran Waduk Pluit di bagian sisi
timur dan berada di RT 16/RW17
Kelurahan Penjaringan, Kecamatan
Penjaringan, Jakarta Utara. Selama
kurang lebih 5 tahun menempati
areal tersebut, ayah dari satu orang
putera ini merasa aman dan nyaman.
Selama itu tidak pernah terdengar bakal
digusur. Kalaupun ada selentingan
biasanya hanya candaan saja. Tapi Apakah jadi digusur atau tidak, “Kalau rumah panggung seperti
belakangan ini memang tampak beda. sekarang atau nanti baginya sama
ini umumnya dikontrakkan dan
Apalagi para penghuni yang berada
saja. Hanya saja dia berharap, kalau lokasinya paling belakang menjorok ke
di sisi barat waduk sudah tergusur
memang jadi digusur, setidaknya ada waduk, sedangkan pemiliknya ada di
semua. Ini menjadi bukti bahwa berita pemberitahuan tentang waktu dan darat dengan tempat tinggal permanen.
penggusuran itu memang nyata adanya.
tanggalnya secara pasti. Karena dengan Rata-rata mereka memiliki 2 hingga 4
“Saya dengar memang akan begitu ia punya persiapan pindah untuk kamar kontrakan,” ujarnya lagi.
digusur semua, tapi entah kapan yang
mencari tempat yang baru.
Menurut Asmui, dirinya siap
di sini,” tandasnya.
Diakui Asmui, tempat tinggal pindah kapan saja. Namun yang cukup
Tapi bagi pria yang sehari-hari yang kini ia tempati berdua bersama dirasakan agak mengganggu adalah
berkerja sebagai penjual kacang rebus istrinya ini bukanlah miliknya, kemana harus pindah nantinya. Sebab
keliling ini mengaku tak masalah.
melainkan mengontrak bulanan. Tiap
tidak mungkin ia mendapatkan rumah
34
Media Jaya l Nomor 01 Tahun 2013